KURANG PEDULINYA PEMERINTAH ASAHAN TERHADAP PENINGGALAN SEJARAH

Posted by : faktame1 December 18, 2024 Category : Uncategorized

(Fakta Melayu – Asahan) Pada tahun 1945 Indonesia merdeka dari segala bentuk penjajahan, sejak masuknya kaum penjajah hingga saat itu rakyat Indonesia sedikit demi sedikit bersatu untuk melawan kaum imperialis baik Portugis, Belanda dan jepang, pada masa transisi itu juga bangsa Indonesia mengalami segala macam bentuk cobaan terus menerus menerpa bangsa ini, pada tahun pertama pembesar negeri ini melakukan perjalanan panjang datang ke Kerajaan Kerajaan, Kesultanan, Kedatuan agar mendukung kemerdekaan yang diikrarkan dan dibacakan oleh bung Karno dan Hatta di Rengas Dengklok, satu persatu didatangi oleh pembesar negeri sampai pada tahun 1946 konon ada beberapa kerajaan maupun kesultanan mau ikut mendukung kemerdekaan dengan berbagai catatan yang sampai saat ini catatan itu hanya isapan jempol karena tidak terlihat, tak lama berselang terjadilah pergejolakan dimasarakat revolusi sosial khususnya di Sumatera Timur, hampir sebahagian besar istana kerajaan maupun kesultanan itu hangus terbakar tak berbekas, ada juga istana nya masih utuh namun Raja dan Sultan beserta keluarganya tidak terlihat apakah dibunuh atau diasingkan, itulah yang terjadi pada masa itu.
Allahhualambisawab.
Buntu Pane adalah sebuah daerah otonom Kedatuan yang pada waktu itu dipimpin oleh seorang Datok, alhamdullilah Istana kedatuan hingga saat ini masih terpelihara dengan baik oleh cucu cucunya, namun sangat disayangkan Dinas terkait di Kabupaten Asahan ini tak ambil peduli untuk melestarikannya, bahkan tak pernah tersentuh anggaran dari Pemerintah untuk merehap memperbaiki mana yang rusak, sehingga istana tersebut terjaga kelestariannya, apakah Dinas terkait itu tak pernah belajar bersejarah Asahan ? Istana Asahan sudah masuk ke wilayah Kota Tanjung Balai, Istana Lima Laras sudah masuk dalam wilayah Kabupaten Batubara, di Asahan tinggal beberapa Istana namun sudah tinggal puing puing saja, yang masih utuh adalah Istana kedatuan Buntu Pane, itupun tidak mampu merawat oleh Pemerintah Asahan, apakah Pemerintah Asahan sudah Pailit ! Sampai saat ini anak cucu bergotong royong melestarikannya sendiri, dimana peran Negara saat ini, Ingat kawan jangan lupa dengan Jas merah artinya jangan melupakan sejarah, dengan sejarah anak cucu kita bisa mengingat bahwa bangsa ini adalah bangsa besar, bangsa beradap, tapi kalau kita baru saja satu generasi sudah melupakan sejarah itu, ya bisa juga disebut penghianat, tolong bagi penentu di Asahan ini terutama Dinas terkait, Anggota DPRD dapil 6 Asahan kan cukup banyak tuan tuan mendapat suara di Buntu Pane ini, perhatikanlah tempat sejarah tersebut, situs purba kala, dan peninggalan peninggalan leluhur ini, itu kata Dato’ Yudi Praktisi Hukum, Pemerhati Budaya, yang kebetulan lahir di Desa Buntu Pane pungkasnya. (FM-01)

RELATED POSTS