(fakta melayu asahan) Kelangkaan penyaluran Solar subsidi di POM Pertamina sudah menjadi pemandangan yang memilukan, hal ini terjadi hampir diseluruh Indonesia, yang diakibatkan oleh Industry yang ada disekitar POM itu berada, diduga salah satu penyebabnya adalah angkutan TBS (Tandan Buah Sawit) di Kebun PM dalam wilayah Distrik Asahan, hal ini kami anggap sebagai biang kerok atas kelangkaan solar subsidi di Asahan kata ketua LSM Walliyyuddin di Jakarta melalui selulernya.
Karena sudah sangat memprihatinkan maka LSM Walliyyuddin menurunkan TIM Investigasinya ke lokasi dan telah menemukan bukti nyata bahwa Kebun PM itu hampir semua angkutannya menggunakan Solar Subsidi. Hal ini juga diperkuat oleh mandor dari vendor angkutan TBS tersebut, Maka dari itu dugaan Ketua LSM Walliyyuddin yang bermarkas di Jakarta akan membongkar semua kejahatan penggunaan Solar Subsidi untuk digunakan sebagai bahan bakar Transportasi yang seharusnya menggunakan solar Industry.
Dilain kesempatan kami selaku kuli tinta dari Fakta Melayu menggali terus sumber berita yang sekarang sedang marak mengenai solar subsidi dan didalam rapat kabinetpun pernah dibahas dalam kabinet Merah Putih mengenai solar subsidi ini, bahkan banyak aparat penegak hukum terkena imbasnya, hal ini berarti bukan main main lagi dalam kabinet merah putih ini, kata Dato’ Yudi.
sebelum dilantiknya Kabinet Merah Putih, LSM Walliyyuddin sudah bicara dan menyurati Kebun PM dan Distrik A, bahwa jelas LSM Walliyyuddin tidak akan main main bahkan kami akan meminta Penegak hukum segera memproses supaya menjadi terang benderang kasus penyalahgunaan solar subsidi yang diduga digunakan oleh Kebun PM ini. Konon ada beberapa informasi yang ditemukan oleh TIM Investigasi LSM Walliyyuddin bahwa beberapa pejabat di kebun PM telah diperiksa untuk klarifikasi oleh Penegak hukum. Kita tunggu nyali Penegak Hukum itu untuk menindaknya, karena kami mendengar bahwa Vendor (Pemborong) angkutannya adalah pemborong yang sudah kawakan di PTPN IV Regional 1 ini bahkan banyak perkebunan juga menggukan vemdor tersebut konon kabarnya kebal hukum.
Dato’ Yudi sebagai putra Buntu Pane yang kelahirannya juga diperkebunan itu, sebenarnya ingin mengajak perkebunan untuk duduk bersama kedepan membangun negeri yang diawali dari Desa ini sangat tepat, Dato’ Yudi sangat hapal betul wilayah wilayah dikebun itu, sampai hasil TBS dan Latex/getah cair maupun lomp pun beliau hapal betul, karena hampir semua Mandor 1, kerani produksi dan lain lain beliau kenal, bahkan masih ada juga sahabat kecilnya setidak anak anaknya, salah satunya sangat dekat berinisial MBB, info yang didapat adalah Penghasilan Perkebunan PM per-harinya dirincikannya dengan gamblang kepada Wartawan dari FM (Fakta Melayu) sebagai berikut : Afdiling I menghasilkan TBS ± 25 TON per hari. Afdeling II menghasilkan TBS ± 40 TON per hari. Afdiling III menghasilkan TBS ± 35 TON per hari. Afdiling IV menghasilkan TBS ± 50 TON per hari. Afdiling V menghasilkan TBS ± 40 TON Per hari.
Hasil produksi TBS itu diangkut dengan truk ke PKS Sei Silau dan sebahagian lagi diantar ke PKS Sei Mangke, coba kita lihat berapa banyak truk mengangkut TBS tersebut, apabila dihitung menggunakan solar subsidi sudah berapa ratus liter per harinya, kalau kita hitung bulan dan tahun mari kita hitung bersama, sedangkan dalam hasil investigasi LSM Walliyyuddin menemukan dugaan kerugian negara dikarenakan solar subsidi yang dimanfaatkan oleh Kebun PM itu sebesar Rp 365.510.250 (tiga ratus enam puluh lima juta lima ratus sepuluh ribu dua ratus lima puluh rupiah) perbulannya. Bila dijumlah selama 1 tahun berugian negara sebesar = Rp 4.386.123.000. (empat milyar tiga ratus delapan puluh enam juta seratus dua puluh tiga ribu rupiah). Bila praktek praktek kotor ini dihentikan oleh Penegak Hukum berapa milyar uang negara terselamatkan setiap tahunnya kata Dato’ Yudi mengakhirinya. (Fm001)